Penguatan Ekosistem TVET (SMK) Pariwisata
Penulis: Firra Kholisha Mustika, Senior Communication
Kekayaan alam pariwisata Sumba belum dikelola dengan baik karena minimnya sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing. SMK Pariwisata diharapkan mencetak lulusan siap kerja, namun belum mampu menjalankan perannya secara optimal. Tenaga pengajar di SMK Pariwisata Sumba dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman bidang pariwisata sangat terbatas kuantitas maupun kualitasnya, sehingga materi yang disampaikan kepada siswa belum maksimal. Untuk mencapai output SDM yang berkualitas diperlukan penguatan ekosistem Technical and Vocational Education and Training (TVET) pada SMK Pariwisata Sumba.
Peningkatan pariwisata membawa kesenjangan
Pariwisata di Sumba berkembang pesat, kunjungan wisatawan pun terus meningkat. Namun, peluang tersebut belum optimal karena tantangan SDM. Mempersiapkan lulusan SMK Pariwisata siap kerja menjadi solusi tantangan SDM pariwisata Sumba. Mengacu pada artikel DESMA Center, SMK Pariwisata Sumba dalam Sudut Pandang Pelaku Industri Pariwisata, empat narasumber menyatakan bahwa saat ini lulusan SMK Pariwisata Sumba belum memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri pariwisata.
“Siswa praktik kerja menjadi SPG di mall tidak sesuai dengan bidang keilmuan,” ujar Ibu Jelin, tenaga pengajar di SMK Pancasila Tambolaka.
Ibu Jelin memiliki latar belakang pendidikan Bahasa Jerman dan mengajar di SMK Pancasila Tambolaka sejak tahun 2015. Saat itu sekolah belum memiliki guru produktif, buku pariwisata dan lab praktik jurusan usaha perjalanan wisata (UPW). Untuk dapat mengajar, ibu Jelin belajar secara otodidak mengenai pariwisata dari buku, internet, dan berjejaring dengan para pelaku industri pariwisata.
Dua bulan bergabung di sekolah, ibu Jelin diminta menjadi pembimbing dalam Lomba Keterampilan Siswa (LKS) tingkat provinsi. Ia memperkuat bahasa asing untuk perlombaan guiding (kepemanduan) dan berhasil meraih juara pertama. Prestasi tersebut membawa mereka melanjutkan lomba LKS ke tingkat nasional di SMKN 1 Malang, Jawa Timur. Saat mengikuti perlombaan LKS tingkat nasional, ia mendapat pengetahuan baru mengenai materi guiding dan tour planning. Berdasarkan pengalaman tersebut, ia mempelajari adanya kesenjangan pengetahuan dan keterampilan antara SMK Pancasila Tambolaka dan sekolah lain.
Tidak hanya Ibu Jelin, Ibu Maria, juga merupakan tenaga pengajar di SMKN 2 Tambolaka dengan latar belakang Bahasa Jerman dan bukan dari bidang pariwisata. Ia sudah mengajar sejak tahun 2018. Saat ini ia mengampu mata pelajaran Bahasa Jerman, industri perhotelan, laundry dan housekeeping. Hingga kini, SMKN 2 Tambolaka belum memiliki guru produktif dengan latar belakang perhotelan.
“Berat bagi saya untuk mengajar ini, karena kontradiktif dengan background keilmuan. Kalau kita tutup mata, nanti siswa tidak tahu apa-apa,” ujar ibu Maria. Untuk dapat memberikan ilmu kepada siswa, Ibu Maria belajar dari youtube dan meminta bahan ajar kepada beberapa teman yang mengajar di SMK perhotelan.
Ibu Jelin dan Ibu Maria merupakan bagian dari pengajar SMK Pariwisata Sumba yang tidak memiliki latar belakang pendidikan pariwisata. Jika tenaga pengajar ini tidak memiliki latar belakang yang sesuai dan hanya berbekal sumber dari internet, lalu bagaimanakah upaya yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan lulusan SMK sesuai dengan standar industri?
Meningkatkan kapasitas siswa melalui tenaga pengajar
Upaya yang dapat dilakukan untuk mempersiapkan lulusan SMK sesuai dengan standar industri adalah dengan meningkatkan kapasitas tenaga pengajar. Program magang industri menjadi salah satu langkah strategis untuk tenaga pengajar yang bukan berlatar belakang pariwisata.
Selama satu bulan Ibu Jelin dan Ibu Maria beserta keempat guru lainnya mengikuti program magang di industri pariwisata di Bali. Ibu Jelin dan kedua rekan menjalani program magang di PT Melali MICE, Bali. Situasi Covid-19 dan PPKM menyebabkan keterbatasan event yang ditangani oleh perusahaan tersebut.
Namun, para pengajar memanfaatkan kesempatan ini dengan belajar mandiri dari buku-buku pariwisata, eksplorasi informasi dari para pakar dan pelaku industri, belajar membuat proposal paket incentive dan mengikuti berbagai pelatihan zoom.
Ibu Maria melaksanakan program magang di Bali Dynasty Resort, Bali. Covid-19 dan PPKM juga mengakibatkan tingkat okupansi tidak tinggi seperti biasa. Selama magang, Ibu Maria mengajukan rolling divisi dari divisi laundry, order taker, dan housekeeping. Rolling divisi tersebut bertujuan untuk memperluas pengetahuan pada tiap bidang di hotel.
Dampak positif dirasakan Ibu Jelin usai menjalankan program magang industri selama satu bulan, yaitu mengetahui bahwa usaha pariwisata memiliki banyak model dan jenis pelaksanaan. Sedangkan Ibu Maria kini mengetahui secara langsung proses pekerjaan di industri perhotelan.
Berbekal pengalaman dan pengetahuan di industri pariwisata, para guru akan membagikan ilmu kepada para siswa dan berharap keterampilan siswa akan lebih baik. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan sinergitas antara sekolah, industri dan pemerintah.
Kolaborasi meningkatkan SDM pariwisata Sumba
Magang industri yang diikuti oleh Ibu Jelin, Ibu Maria beserta keempat rekannya merupakan sinergitas sekolah (SMK Pancasila Tambolaka dan SMKN 2 Tambolaka) dengan DESMA Center.
Kegiatan ini menjadi bagian dari program "SMK Membangun Pariwisata - Penguatan Ekosistem TVET Pariwisata di Sumba Barat Daya" yang didanai oleh William and Lily Foundation dan implementasi oleh DESMA Center. Program ini meliputi 3 pilar yaitu advokasi kebijakan, pengembangan kapasitas, kemitraan industri pariwisata dan SMK Pariwisata serta peningkatan penyadartahuan. Kegiatan yang dilakukan diantaranya rangkaian advokasi kebijakan, pelatihan, magang guru, alumni tracer study, penyusunan buku saku magang bagi siswa SMK dan buku-buku untuk perpustakaan sekolah, alat peraga sekolah, perlengkapan lab praktik dan perpustakaan, serta penguatan hubungan industri pariwisata dan SMK Pariwisata dampingan.
Narasumber:
Matilda Angelina Inna – Tenaga pengajar SMK Pancasila Tambolaka
Maria Evarista - Tenaga pengajar SMKN 2 Tambolaka