Program Penguatan Ekosistem TVET Pariwisata di Sumba Barat Daya

Penerima manfaat: SMKS Pancasila dan SMKN 2 Kota Tambolaka

Lokasi program: Sumba Barat Daya

Durasi program: Agustus 2020-Juli 2022 

 

Pemerintah Indonesia mencanangkan program revitalisasi Pendidikan dan Pelatihan Teknik dan Kejuruan (TVET) melalui Instruksi Presiden No.9/2016 tentang Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia.

 

Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) merupakan salah satu dari 4 kabupaten di Pulau Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan ibu kota Tambolaka. Indeks Pembangunan Manusia tahun 2021 skor 62,29 (Provinsi Nusa Tenggara Timur skor 65,28); kemiskinan mencapai 96.300 orang (28,06%). SBD merupakan salah satu dari 62 daerah tertinggal merujuk Perpres No 63 Tahun 2020.

 

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang paling potensial untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sumba Barat Daya. Pada tahun 2018, menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten SBD menerima hampir 7000 pengunjung domestik dan lebih dari 1200 pengunjung asing. Terdapat 12 hotel dan 22 restoran di SBD. Optimalisasi peluang sektor pariwisata dalam meningkatkan perekonomian diwujudkan dalam program pembangunan 7 Jembatan Emas oleh Bupati Sumba Barat Daya.

 

Pemkab Sumba Barat Daya menyadari sektor pariwisata sebagai peluang penyerapan tenaga kerja, sehingga meluncurkan program-program dengan tujuan agar SDM lokal dapat memanfaatkan peluang tersebut. Namun demikian, keahlian dan pengetahuan para talenta lokal belum memenuhi standar industri pariwisata. Hasil kajian pendidikan vokasi yang dilaksanakan William & Lily Foundation (WLF) dan Lanskap pada tahun 2019, SMK di Sumba Barat Daya diidentifikasi sebagai salah satu lumbung tenaga kerja yang menghasilkan over supply lulusan dan berkualitas rendah, serta rendahnya permintaan lulusan SMK pada industri. Hal ini berdampak pada pengangguran, atau lulusan SMK bekerja pada sektor yang tidak relevan. Dari dua kondisi tersebut mendorong urgensi untuk memberikan dukungan strategis guna membangun daya saing talenta lokal dalam mengisi pasar kerja pariwisata di SBD.

 

DESMA Center yang didukung oleh William & Lily Foundation melaksanakan program “Penguatan Ekosistem Pendidikan Pelatihan Teknis dan Vokasi Pariwisata di Sumba Barat Daya.” Kegiatan ini dilaksanakan pada Agustus 2020 hingga Juli 2022.

 

Intervensi ini untuk mendorong berbagai pemangku kepentingan dalam upaya memberikan dampak positif dan penguatan Pendidikan Formal Kejuruan Pariwisata serta mempromosikan bahwa pendidikan yang kuat adalah dasar pengembangan dan pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan.

 

Program ini diimplementasikan berdasarkan tiga (3) pilar, yaitu

Pilar 1 (satu) Advokasi Kebijakan: fokus pada peningkatan kapasitas manajeman sekolah dalam melakukan advokasi agenda TVET ke dalam program pemerintah. Dalam mencapai tujuan pilar ini, DESMA Center melakukan kegiatan meliputi: fasilitasi 8 (delapan) pertemuan forum pemangku kepentingan; mendorong dan memfasilitasi perwakilan SMK Pariwisata dampingan untuk ikut terlibat aktif melalui forum pariwisata FKP2 di Sumba Barat daya. Kegiatan ini telah memfasilitasi kolaborasi dan konektivitas dengan 303 pelaku usaha dan stakeholder lainnya.

 

Sampai dengan akhir program, keterlibatan dan kerjasama dengan pemerintah yang terwujud meliputi (1) keikutsertaan Koodinator Pengawas (Korwas) dalam setiap kegiatan yang dilakukan; (2) Komitmen dari Dinas Koperasi, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui Balai Latihan Kerja dan Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) ikut serta dalam kegiatan Bursa Tenaga Kerja SMK mendatang; (3) keikutsertaan aktif perwakilan SMK melaluk FKP2 Kabupaten Sumba Barat Daya, (4) konsultasi aktif dengan Dinas Pariwisata Kabupaten SBD, (5) mendorong komitmen Dinas Pariwisata dalam penganggaran pelaksanaan pemagangan SMK di Desa Wisata serta (7) menghasilkan 21 (dua puluh satu) MoU kerja sama antara SMK Pariwisata penerima manfaat dengan industri pariwisata terkait di Sumba, Kupang, dan Bali.

 

Pilar dua (2) Peningkatan Kapasitas: fokus pada peningkatan kapasitas SMK Pariwisata untuk persiapan menuju LSP P1. DESMA Center melaksanakan 23 (dua puluh tiga) program Training of Trainers (ToT) dan lokakarya kepada 52 (lima puluh dua) guru. ToT dan lokakarya terdiri dari: Bagaimana menilai kebutuhan Industri praktik untuk guru dan manajemen sekolah, tata graha, kantor depan, Food & Beverage (Makanan & Minuman), industri pariwisata & keterampilan kesiapan kerja, pengembangan CV dan persiapan wawancara.

 

DESMA Center melaksanakan fasilitasi 5 (lima) guru produktif untuk mendapatkan sertifikasi asesor LSP P1 yang dibutuhkan untuk kategori tour & travel dan hotel, pelaksanaan program magang guru selama 2 bulan untuk 6 (enam) orang guru produktif di Bali, rangkaian kegiatan sister school antara SMK dampingan dengan SMKN 1 Kupang dan SMKN 3 Denpasar dengan 16 (enam belas) pelatihan bagi personel manajemen sekolah melalui pertukaran dan kunjungan sekolah mitra ke Sumba Barat Daya dan sebaliknya.

 

Program ini juga membantu melengkapi fasilitas untuk praktik dan/atau belajar mengajar di sekolah yang terdiri dari alat peraga di kelas, perlengkapan dan buku-buku untuk perpustakaan, serta alat praktik pendukung pelajaran. Selain itu, program ini juga memfasilitasi pencetakan brosur, roll banner dan fact sheet sebagai materi promosi sekolah.

 

Dari rangkaian kegiatan yang telah dilakukan terdapat capaian (1) peningkatan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan guru produktif tentang bidang kepariwisataan yang sangat signifikan dengan rerata total peningkatan sebesar 66%, (2) terdapat 6 guru yang mendapatkan sertifikat magang dari industri pariwisata, (3) terdapat 5 (lima) guru produktif mendapatkan sertifikasi asesor LSP P1, (4) SMKS Pancasila sudah mendapatkan komitmen jadwal pelaksanaan asesmen untuk proses akreditasi menjadi LSP P1, (5) penandatangan RKB Sister School SMKN 1 Kupang dengan SMKS Pancasila Tambolaka, serta (6) penandatangan RKB Sister School SMKN 3 Denpasar dengan SMKN 2 Kota Tambolaka. (7) 75% responden siswa SMKS Pancasila dan 62% responden siswa SMKN 2 Kota Tambolaka merasa bahwa kondisi dan ketersediaan sarana dan prasarana yang ada dianggap telah memadai hingga sangat memadai.

 

Hingga akhir program, kegiatan-kegiatan pada pilar ini telah memberikan dampak terhadap 1488 siswa SMK pariwisata dampingan dan non dampingan.

 

Pilar tiga (3) Kemitraan dengan Industri Pariwisata: fokus dalam peningkatan hubungan SMK dengan industri pariwisata. Perwujudannya dilaksanakan dalam kegiatan yang meliputi (1) Pengenalan, penyusunan, dan sosialisasi buku panduan/saku magang, (2) pengenalan, pembuatan, sosialisasi sistem alumni tracer study/alumni tracing secara digital, (3) membantu membuat Business Plan untuk pengembangan unit bisnis di sekolah, serta fasilitasi perlengkapan unit bisnis sekolah, (4) fasilitasi kunjungan industri wisata, (5) roadshow promosi SMK pariwisata untuk siswa SMP dan sosialisasi pengurangan pajak untuk industri pariwisata, serta (6) terlaksananya bursa tenaga kerja pertama di Sumba dengan partisipasi 19 pusat pelatihan dan industri pariwisata; 227 siswa; dan melibatkan sekitar 95 guru, yang mana bursa tenaga kerja ini dibuka oleh Bupati Sumba Barat Daya.

 

Sampai dengan akhir program, capaian yang dihasilkan (1) 50% Industri merasa puas dengan siswa yang melakukan pemagangan; (2) SMKS Pancasila memiliki unit usaha baru seperti MICE dan SKMKN 2 Tambolaka memiliki unit usaha baru laundry dan housekeeping. Meski demikian (3) Persentase pencapaian penyerapan tenaga kerja lulusan SMK pariwisata pada industri pariwisata terkait baru tercapai sekitar 9%.