Konsultasi Publik Kategorisasi Daya Tarik untuk Promosi Pariwisata Kebugaran (Wellness Tourism) Indonesia

Indonesia merupakan negara dengan posisi ke-7 dari 45 negara di Asia-Pasifik yang mempunyai pasar tertinggi wellness economy berdasarkan data oleh Global Wellness Institute (GWI) tahun 2020. Pendapatan perkapita sektor-sektor wellness economy di Indonesia mencapai US$133 milyar. Terdapat 3 (tiga) sektor wellness economy penyumbang tertinggi di Indonesia yaitu Healthy Eating, Nutrition, & Weight Loss; Personal Care & Beauty; dan Traditional & Complimentary Medicine.

Tahun 2022 kata “Healing” merupakan salah satu kata yang masuk dalam 3 (tiga) tertinggi dalam pencarian kategori “Apa” menurut laporan Year in Search 2022 oleh Google Indonesia. Kata “healing” pada konteks ini berkaitan dengan keinginan untuk aktivitas “traveling” yang bertujuan untuk berlibur sambil memulihkan kondisi tubuh setelah kesibukan sehari-hari. Fenomena kebutuhan berwisata ini menjadi peluang mempromosikan daya tarik pada berbagai destinasi pariwisata kebugaran di Indonesia.

 

 

Untuk memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi wellness tourism di Asia Tenggara dan Global, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif melaksanakan Penyusunan Kategorisasi Daya Tarik Wellness Tourism. Kegiatan ini merupakan rangkaian tindak lanjut dokumen RAN (Rencana Aksi Nasional) Wellness Tourism 2022-2026 dan bertujuan untuk melakukan kategorisasi dan identifikasi daya tarik wellness tourism Indonesia yang siap untuk dipromosikan. Kategorisasi ini diharapkan menjadi panduan para stakeholder untuk mengidentifikasi daya tarik prioritas serta menentukan strategi promosi dan pemasaran dalam upaya mewujudkan pembangunan pariwisata berkualitas, berdaya saing dan berkelanjutan.

Konsultasi publik ini merupakan Focus Group Discussion (FGD) tahap kedua, setelah dilaksanakan FGD tahap pertama pada 2 Agustus 2023 lalu.

FGD ke-2 dilaksanakan pada 5 September 2023 sebagai tindak lanjut hasil elaborasi tim penyusun dan masukan dari peserta pada FGD 1. Kegiatan ini diikuti oleh 68 peserta mewakili Kementerian/Lembaga, Asosiasi Wellness, Asosiasi Pariwisata, Asosiasi Medis, Perhimpunan Kedokteran, Badan Pengelola Wisata Kesehatan, Media dan Wellness Event, Industri Wellness Indonesia, serta Industri Pariwisata Indonesia lainnya.

 

 

Konsultasi publik dibuka dengan arahan Bapak Vinsensius Jemadu, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events), Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif, diikuti sambutan Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc., Ph.D. Staf Khusus Menteri Kesehatan bidang Ketahanan Industri Obat dan Alat Kesehatan. Kegiatan konsultasi publik dilanjutkan dengan pemaparan Ibu Wiwik Mahdayani, Founder & Executive Director DESMA Center dilanjutkan sesi diskusi dengan para peserta yang difasilitasi oleh tim DESMA Center.

 

Tim DESMA Center bersama dengan Direktorat Wisata Minat Khusus, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan menindaklanjut hasil FGD kedua ini dengan elaborasi dan penyusunan dokumen panduan kategorisasi daya tarik pariwisata kebugaran sebagai acuan untuk promosi sebagai tindak lanjut.