Implementasi Program Sekolah Hijau dalam Upaya Mendukung Pariwisata Berkelanjutan di Sumba

Kondisi iklim dunia saat ini sedang tidak baik. Berdasarkan laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) yang berjudul “Sixth Assessment Report” (2022) menyebutkan bahwa kenaikan suhu global telah mencapai angka 1.1° Celcius (2° Fahrenheit) sejak abad ke-19. Dunia dapat mencapai atau melampaui pemanasan 1,5 dalam dua dekade ke depan. Lebih lanjut. Kenaikan suhu permukaan bumi menyebabkan perubahan yang signifikan terhadap kondisi iklim. Mengacu pada data bencana BNPB (2022) melaporkan terdapat 3.522 bencana alam di Indonesia yang terjadi sepanjang tahun 2022 didominasi banjir, cuaca ekstrim dan tanah longsor. Provinsi Nusa Tenggara Timur turut merasakan dampak dari perubahan iklim yaitu cuaca ekstrim. Cuaca ekstrim di Provinsi NTT mengakibatkan bencana besar yaitu kekeringan. BMKG melaporkan 96 persen wilayah di Nusa Tenggara Timur telah memasuki musim kemarau tahun 2022. Tak hanya itu, BPBD Provinsi Nusa Tenggara Timur mengatakan terdapat 108 Desa di Nusa Tenggara Timur yang terdampak kekeringan dan sebanyak 3.900 hektar lahan pertanian terancam gagal panen karena kekeringan dan hama.

 

Jika bencana kekeringan ini dibiarkan secara menerus, dapat berdampak terhadap pariwisata dan lingkungan. Sehingga dapat menyebabkan pariwisata yang tidak berkelanjutan. Oleh karena itu, perlu adanya penyadartahuan sejak dini kepada masyarakat dan pelaku pariwisata. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan menanamkan rasa peduli lingkungan melalui institusi Pendidikan. Sejalan dengan Instruksi Presiden No. 9 tahun 2016 tentang Peningkatan Mutu dan Daya Saing Sumber Daya Manusia, pemerintah Indonesia mencanangkan program Revitalisasi TVET (Tourism Vocational Education and Training). Program tersebut untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia baik di tingkat nasional maupun internasional. Inisiasi ini juga diperkuat dengan Keputusan Presiden Nomor 68 tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi yang sejalan dengan salah satu tujuan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024; adalah meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing. Arah tersebut untuk mewujudkan manusia yang sehat dan cerdas, adaptif, inovatif, terampil, dan berkarakter.

 

Sebagai tindak lanjut kegiatan “Workshop Sekolah Hijau SMK Pariwisata untuk Mendukung Pariwisata Berkelanjutan” yang dilaksanakan DESMA Center pada Senin, 30 Januari 2023 yang bertujuan mendorong para pemangku kepentingan (stakeholders) dalam upaya memberikan pengetahuan, pelatihan dan pemberdayaan terhadap lingkungan melalui institusi pendidikan. Program ini memiliki fokus untuk mewujudkan sekolah hijau yaitu sekolah yang berorientasi kepada lingkungan dengan syarat utama memiliki pengetahuan hijau (green cognitive), sikap hijau (green affective), keterampilan hijau (green psychomotor) dan lingkungan hijau (green environment). 

 

Materi yang diberikan terkait definisi, prinsip pelaksanaan dan praktik-praktik baik pariwisata berkelanjutan pada destinasi pariwisata dan industri pariwisata sebagai referensi yang memungkinkan dapat diterapkan oleh SMK Pariwisata di Sumba. Setelah pihak sekolah mengikuti kegiatan workshop ini, implementasi yang dilakukan oleh pihak sekolah yaitu:

 

1) SMKS Pancasila

SMKS Pancasila berinisiasi untuk membuat kegiatan fun garden setiap hari sabtu. Kegiatan fun garden adalah menanam pohon buah yang hasilnya dapat dimanfaatkan. Fun garden juga dapat menjadi kegiatan untuk kemandirian pangan bagi sekolah. SMKS Pancasila juga membuat produk olahan minuman instan berbahan dasar daun kelor dan sereh. Daun kelor memiliki banyak manfaat untuk tubuh seperti mencegah diabetes dan menghaluskan kulit. Batang sereh memiliki manfaat sebagai pewangi alami, mencegah insomnia dan mengurangi kolesterol pada darah. Program ini bertujuan mengenalkan pendidikan berbudaya lingkungan dan melakukan penelusuran budaya kepada siswa lewat produk kreatif dan produk olahan.

 

2) SMKS Bakti Luhur

SMKS Bakti Luhur merancang pemilahan sampah serta pemanfaatannya dengan tiga program. Pertama, pemilahan sampah bertujuan untuk mengurangi sampah yang mencemari lingkungan dan dapat dimanfaatkan kembali menjadi barang yang berguna. Kedua, memaksimalkan program dapur hidup, yaitu program kewirausahaan yang memanfaatkan fasilitas laboratorium dapur untuk membuat produk makanan. Ketiga, green garden yaitu kegiatan menanam pohon di sekolah dengan tujuan menghijaukan sekolah. Kegiatan tersebut memiliki tujuan untuk mengenalkan dan menanamkan kepedulian terhadap pengurangan sampah di destinasi wisata kepada siswa.

 

3) SMKN 2 Kota Tambolaka

SMKN 2 Kota Tambolaka merancang daur ulang sampah plastik. Dengan adanya program ini diharapkan dapat mengurangi sampah plastik yang mencemari alam dan dapat dimanfaatkan kembali menjadi barang yang berguna. Selain itu terdapat juga program-program komunikasi bahasa inggris di dalam kelas maupun di luar kelas. Program ini bertujuan untuk membiasakan para siswa berkomunikasi dengan Bahasa inggris agar siswa siap terjun ke industri dan membiasakan siswa dengan pola sekolah hijau.

 

4) SMKS Efata

SMKS Efata berencana untuk mengimplementasikan program dapur hidup. Program dapur hidup merupakan kegiatan kewirausahaan yang memanfaatkan fasilitas laboratorium dapur untuk membuat produk makanan. SMKS Efata juga membuat program biogas dan program daur ulang sampah di sekolah, dengan tujuan mengurangi sampah yang akan menjadi polusi di sekolah. sampah organik menjadi biogas ini nantinya dapat digunakan untuk memasak. Program ini bertujuan memberikan pemahaman pariwisata yang ramah terhadap lingkungan dan mengajak para siswa untuk mengurangi polusi air dan tanah.

 

5) SMKN 2 Lamboya

SMKN 2 Lamboya berencana menyediakan tanaman jangka pendek dan panjang di sekolah untuk penghijauan dan dimanfaatkan oleh sekolah. Sekolah juga menyediakan pohon literasi bagi siswa untuk meningkatkan minat membaca siswa. Program lain yang diusung SMKN 2 Lamboya yaitu memperkenalkan siswa pewarna alam pada tenun ikat Kraja Lamboya. Pewarna alam ini berasal dari tanaman. Kegiatan ini bertujuan untuk memupuk sikap peduli lingkungan dan melestarikan kebudayaan.

 

6) SMKN 1 Waikabubak

SMKN 1 Waikabubak merancang kegiatan ecobrick, yaitu kegiatan mendaur ulang sampah plastik dalam botol menjadi peralatan yang dapat digunakan kembali. Guna mengurangi sampah plastik, SMKN 1 Waikabubak berupaya membiasakan siswa membawa botol minuman sendiri dan dapat diisi ulang di sekolah. Tak hanya berupaya penghijauan sekolah, SMKN 1 Waikabubak juga akan melakukan kerjasama dengan desa wisata terkait pariwisata berkelanjutan.