Workshop Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pariwisata Menuju Sekolah Hijau untuk Mendukung Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan di Sumba

Program Green school atau sekolah hijau tidak hanya menghijaukan suasana sekolah, melainkan program dan aktivitas pendidikan yang mengarah pada kesadaran dan kearifan terhadap lingkungan hidup. Guna memberikan pemahaman kepada pihak sekolah dampingan dan non dampingan, DESMA Center menyelenggarakan kegiatan workshop SMK Pariwisata Menuju Sekolah Hijau untuk Mendukung Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan di Sumba pada Senin, 30 Januari 2023 di Aula SMKN 1 Waikabubak. Pemberi materi pada kegiatan ini Reza Permadi S.T., M.Par. yang merupakan COO (Chief Operating Officer) Atourin serta dosen dan pegiat pariwisata berkelanjutan.

 

Diikuti oleh 5 SMK dampingan DESMA Center (SMKN 1 Waikabubak, SMKN 2 Kota Tambolaka, SMKS Efata, SMKS Bakti Luhur, SMKS Pancasila) dan SMK non dampingan SMKN 2 Lamboya dari Sumba Barat dan SMKS Kasimo dari Sumba Barat Daya. Kedua SMK non dampingan merupakan SMK pariwisata yang terdampak dari program pendampingan yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya.

 

Kegiatan diawali sambutan Kepala SMKN 1 Waikabubak, Ibu Yohana landa, S.Pd., M.PdK,. Dalam sambutannya beliau menyatakan siap untuk menyukseskan kegiatan sekolah hijau karena ini adalah salah satu program yang amat baik untuk diterapkan di sekolah. Sambutan kedua sekaligus membuka kegiatan oleh Korwas Sumba Barat Ibu Adriana Martha D. Ngongo, S.Pd., pada sesi ini menyatakan memberikan dukungan penuh untuk kegiatan sekolah hijau karena sekolah hijau ini juga menjadi salah satu program yang dicanangkan oleh pemerintah Provinsi NTT. Sambutan ketiga disampaikan oleh Program Manajer DESMA Center Sumba Barat Daya Bapak Boyke Hutapea, yang memaparkan secara garis besar program pendampingan DESMA Center yang akan berlangsung selama tiga tahun di Sumba Barat Daya dan di Sumba Barat.

 

 

Pemateri memberikan materi terkait definisi, prinsip pelaksanaan dan praktik-praktik baik pariwisata berkelanjutan pada destinasi pariwisata dan industri pariwisata sebagai referensi yang memungkinkan dapat diterapkan oleh SMK Pariwisata di Sumba. Setelah pemaparan dan diskusi para peserta mendapatkan ide terkait penerapan green school.

 

SMKS Pancasila berinisiasi untuk membuat fun garden setiap hari sabtu dan membuat produk olahan minuman instan berbahan dasar daun kelor dan sereh. Bertujuan mengenalkan pendidikan berbudaya lingkungan dan melakukan penelusuran budaya dengan siswa lewat produk kreatif dan produk olahan.

 

SMKS Bakti Luhur merancang pemilahan sampah serta pemanfaatannya dengan memaksimalkan program dapur hidup dan juga green garden. Bertujuan mengenalkan dan menanamkan kepedulian fasilitas umum di destinasi wisata kepada siswa.

 

SMKS Efata berencana mendesain dapur hidup, biogas dan melakukan daur ulang sampah di sekolah. Bertujuan memberikan pemahaman pariwisata yang ramah terhadap lingkungan dan mengajak para siswa untuk mengurangi polusi air dan tanah.

 

SMKN 2 Lamboya berencana menyediakan tanaman jangka pendek dan panjang di sekolah, menyediakan pohon literasi bagi siswa serta memperkenalkan pada siswa pewarna alam tenun ikat Kraja Lamboya. Bertujuan mengenalkan, memupuk dan melestarikan kebudayaan.

 

SMKN 2 Kota Tambolaka merancang daur ulang sampah plastik, menyongsong pariwisata go international, membiasakan siswa mengucapkan satu kata bahasa inggris di dalam kelas maupun di luar kelas dan membiasakan siswa dengan pola sekolah hijau.

 

SMKN 1 Waikabubak merancang kegiatan ecobrick, membiasakan siswa membawa botol minuman sendiri dan akan diisi ulang di sekolah, serta akan melakukan kerjasama dengan desa wisata terkait pariwisata berkelanjutan.

 

 

Kegiatan ini juga mengajak pihak sekolah untuk dapat menerapkan program green school dengan cara mengunggah informasi terkait dengan sekolah hijau dan pariwisata berkelanjutan di Instagram. Adapun tagar tersebut yaitu #WisataHijau #SUMBAVOKASI #GOGREEN #GOSUSTAIN.

 

Workshop Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pariwisata Menuju Sekolah Hijau untuk Mendukung Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan di Sumba menjadi bagian dari Program TVET for Sustainable Tourism Development in Sumba yang diimplementasi oleh DESMA Center.

____________

Program TVET for Sustainable Tourism Development in Sumba didukung oleh MISEREOR/KZE; diimplementasi oleh DESMA Center. Penguatan Kapasitas SDM Pariwisata ini bertujuan mewujudkan “Program pendidikan sekolah kejuruan pariwisata di Sumba agar memenuhi kebutuhan dan persyaratan industri pariwisata, sehingga menawarkan kesempatan kerja yang lebih baik bagi kaum muda serta mendukung pariwisata berkelanjutan di Sumba.”

 

Program ini meliputi penguatan (1) Kapasitas manajemen sekolah kejuruan pariwisata yang sejalan dengan kurikulum merdeka serta konsep pariwisata berkelanjutan; (2) Kapasitas guru dalam pengetahuan pedagogi, tentang pengajaran dan pariwisata berkelanjutan (3) Kemitraan SMK Pariwisata-Industri Pariwisata; dan (4) Kapasitas kewirausahaan siswa dalam penciptaan bisnis pariwisata berkelanjutan.

 

Penerima manfaat langsung program ini adalah (1) SMK Pancasila – Tambolaka, Sumba Barat Daya; (2) SMK Negeri 2 Kota Tambolaka, Sumba Barat Daya; (3) SMK Bakti Luhur – Tambolaka, Sumba Barat Daya; (4) SMK Efata - Omba Rade, Sumba Barat Daya; dan (5) SMK Negeri 1 Waikabubak, Sumba Barat. Mitra langsung program ini adalah (1) Dinas Pendidikan & Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur; (2) Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya; (3) Pemerintah Kabupaten Sumba Barat; (4) Dinas Pariwisata Kabupaten Sumba Barat Daya; dan (5) Dinas Pariwisata Kabupaten Sumba Barat.