Pelatihan Kuliner bagi Para Pelaku Ekowisata di Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara

Pelatihan Kuliner berlangsung pada 23-24 Agustus 2022 di Kawasan Ekowisata Batu Katak, Desa Batu Jongjong, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat. Kegiatan ini merupakan bagian dari program penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) pariwisata di wilayah III Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Pelatihan ini ditujukan kepada kelompok masyarakat yang merupakan pelaku usaha wisata dan Lembaga Pariwisata Batu Katak.

 

Salah satu jenis wisata yang paling banyak diminati adalah wisata kuliner. Destinasi wisata tidak lengkap rasanya tanpa hidangan khas. Untuk memberikan kepuasan kepada wisatawan, kualitas pelayanan dan produk kuliner harus dijaga. Penyedia usaha kuliner dalam suatu destinasi baik dalam bentuk perusahaan, lembaga dan masyarakat, perlu mengetahui standar pelayanan dan tata cara penyediaan konsumsi dengan baik. Untuk menciptakan inovasi baru dan mengembangkan produk wisata kuliner di Ekowisata Batu Katak, DESMA Center menyelenggarakan pelatihan kuliner bersama Celebrity Chef Ragil Imam Wibowo.

 

 

Hari pertama, pelatihan dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama diawali dengan materi pelatihan tata cara memasak serta langkah-langkah penggunaan peralatan dapur, kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi terkait Penguatan Produk Kuliner dan Pemberdayaan Perempuan Melalui Pariwisata. Sesi kedua dilanjutkan dengan praktik memasak makanan khas karo yaitu “Ikan Acemi, Ayam Sangkep dan Tasak Telu”. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok akan mempresentasikan hasil masakannya, kemudian dinilai dan dievaluasi bersama-sama. Sembari memasak, pemateri memberikan penjelasan dan mendemonstrasikan tentang potensi yang dimiliki Ekowisata Batu Katak. 

 

Hari kedua, pelatihan dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama, pemaparan materi terkait produk jajanan lokal di Ekowisata Batu Katak. Produk jajanan lokal menjadi salah satu faktor pendukung di destinasi wisata, perjalanan wisata akan terasa kurang lengkap jika tidak mencicipi makanan khas dan jajanan lokal. Produk makanan ini sangat berpotensi untuk mendatangkan wisatawan. Peserta dilatih untuk mengembangkan produk jajanan khas karo dengan memanfaatkan branding produk. Proses branding produk lebih rumit karena terdapat serangkaian kegiatan yang perlu dilakukan mulai dari rencana, target pasar, proses produksi, kemasan produk, design, labelling, hingga proses pemasaran.

 

 

Sesi kedua adalah praktik membuat menu makanan baru yaitu “Nasi Goreng Bumbu Arsik”. Nasi goreng menjadi makanan terenak pertama di dunia. Wisatawan mancanegara tentu tidak asing dengan nasi goreng Indonesia. Seringkali nasi goreng menjadi menu pilihan yang paling diminati. Untuk memperkuat cita rasa dan keunikannya, nasi goreng dipadupadankan dengan bumbu makanan khas batak yaitu “Bumbu Arsik”. Setelah menyaksikan demonstrasi, peserta segera mempraktikkan masakan unik ini.  Setelah makanan dihidangkan pemateri memberikan evaluasi kepada seluruh peserta.

 

Menu berikutnya yaitu menyajikan jajanan khas “Kue Cimpa”, Kue cimpa adalah makanan khas Karo yang bisa dijadikan sebagai jajanan lokal. Untuk melengkapi jajanan lokal, peserta dipandu untuk mengolah minuman dengan memanfaatkan tanaman yang mudah ditemukan di wilayah Ekowisata Batu Katak. Olahan ini dibuat dari kelapa muda dan buah asam gelugur. Air kelapa dicampur dengan buah markisa dan terong belanda sangat cocok disajikan pada saat menikmati alam di Batu Katak.  Olahan dari buah asam gelugur dijadikan sebagai sirup dan selai, rasa asam gelugur yang unik dan memberikan kesegaran dan sangat cocok dinikmati saat bersantai.

 

 

Melalui pelatihan kuliner ini,  peserta yang merupakan pelaku usaha wisata di Ekowisata Batu Katak, diharapkan mampu menerapkan keselamatan kesehatan kerja dengan mengaplikasikan tata cara bekerja di area dapur dan penggunaan peralatan dapur dengan baik. Peserta juga diharapkan mampu menciptakan inovasi dan ide terbaru serta mempertahankan kualitas maupun mutu produk.

 

Pelatihan Kuliner, menjadi bagian dari Proyek Digitalisasi Ekowisata dan Penguatan Kapasitas Pelaku Ekowisata di Taman Nasional Gunung Leuser Kabupaten Langkat, Sumatera Utara yang diimplementasi oleh DESMA Center.

____________

Digitalisasi Ekowisata dan Penguatan Kapasitas Pelaku Ekowisata di Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara yang diimplementasi oleh DESMA Center ini adalah proyek pembangunan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, bekerja sama dengan ASEAN Centre for Biodiversity (ACB), dibiayai bersama oleh Republik Federal Jerman melalui KfW.

 

Program Digitalisasi Ekowisata dan Penguatan Kapasitas Pelaku Ekowisata terdiri dari serangkaian kegiatan pelatihan yang meliputi: (1) Pelatihan Tour Guiding (2) Pelatihan Penyusunan Itinerary dan Tour Quotation (3) Pelatihan Service Excellence (4) Pelatihan Management Homestay (5) Pelatihan Culinary (6) Pelatihan hygine & sanitasi (7) Pelatihan Management Keuangan (8) Pelatihan Social Media Management (9) Pelatihan Story Telling, Menulis Caption, menulis Artikel Promosi Ekowisata.

 

Proyek ini juga memberikan fasilitasi (1) implementasi sertifikasi CHSE kategori destinasi wisata, (2) business matching, (3) Fam trip (4) Stakeholders Networking, serta (5) Pengembangan digital platform yang akan mensinergikan usaha pariwisata dan ekonomi kreatif di Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser di wilayah Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.    

 

Program Digitalisasi Ekowisata dan Penguatan Kapasitas Pelaku Ekowisata ini ditujukan untuk memberikan solusi atas tantangan akses pasar, menghubungkan daya tarik dan meningkatkan produk wisata yang berkualitas di kawasan TNGL wilayah III. Hal ini sejalan dengan tujuan pemerintah yang termuat dalam Rencana Jangka Menengah Nasional tahun 2020 – 2024, Rencana Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif 2020 – 2024 dan Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional 2010 – 2025.

 

Simak Kegiatan Pelatihan Kuliner bagi Para Pelaku Ekowisata di Taman Nasional Gunung Leuser, pada: