Memperkenalkan Indonesia sebagai Destinasi Wellness Tourism Melalui International Wellness Tourism Conference and Festival (IWTCF) 2022
Internasional Wellness Tourism Conference and Festival (IWTCF) 2022 menjadi salah satu rangkaian kegiatan resmi Side Event G20 di Indonesia yang dilaksanakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). IWTCF 2022 diselenggarakan di Alila Solo secara hybrid pada 5-7 Agustus 2022 dengan mengusung tema “A Sustainability Strategy for the World Tourism Recovery and Growth Through Wellness Tourism for All” atau "Strategi Keberlanjutan untuk Pemulihan dan Pertumbuhan Pariwisata Dunia melalui Wisata Kebugaran untuk Semua.” Rangkaian kegiatan terdiri dari conference, workshop, wellness moment, pameran, wellness village expo dan wellness experience trip.
Kegiatan IWTCF 2022 dihadiri secara langsung oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sekretaris Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelanggara Kegiatan (Events); Kepala BPOM, Deputi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Walikota Surakarta, serta pejabat dari dinas pariwisata berbagai daerah dan pelaku bisnis wellness. Hadir secara daring Wakil Menteri Kesehatan, serta Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia mewakili Presiden Republik Indonesia.
Konferensi melibatkan 35 pembicara yang terbagi menjadi 6 panel, diantaranya perwakilan pemerintah, asosiasi, organisasi, dan pelaku industri terkait. Hari pertama 5 Agustus 2022, panel I membahas mengenai “Conducive Policy Environment for Development of Wellness Tourism and Industry” dengan tujuan: In search of Outcomes for Developing Wellness as a Key Driver for Health and the Economy. Pada panel ini dapat dipahami bahwa wellness tourism sebagai salah satu perwujudan dari pembangunan berkelanjutan karena selaras dengan poin-poin SDG’s serta potensi wellness tourism diproyeksikan memiliki peran pasar yang lebih besar pada masa depan.
Pada panel II, membahas mengenai “Health and Wellness Tourism: Industry Trends and Information Dissemination” dengan tujuan Policy Implementation and Disseminating Policy Information. Tren terkait wellness tourism didorong oleh peningkatan kesadaran terhadap kesehatan dan wellbeing khususnya pada masa pasca pandemi. Tren lain yang berkembang yaitu kegiatan ataupun produk wellness. panel ini juga membahas pentingnya branding dalam pemasaran dan bagaimana diseminasi informasi tentang seluruh aspek wellness tourism di Indonesia.
Pada hari kedua 6 Agustus 2022, panel III membahas terkait “Wellness Tourism Destinations: Sustainability & Longevity” dengan tujuan: How Wellness and Its Industry Become Assets for Tourism Destination. Keselarasan wellness tourism dengan poin-poin SDG’s dapat diproyeksikan menjadi sektor yang berkelanjutan. Hal ini terlihat dari adanya tren eco-wellness tourism, keterlibatan masyarakat, pelibatan budaya di masyarakat serta prinsip inklusifitas dalam pengembangannya.
Pada panel IV mengulas tentang “Strengthening Value Chain” dengan tujuan: How Wellness & Tourism Provides Wide Range of Opportunity for Industry Value Chain. Upaya memperkuat value chain wellness tourism melalui eksistensi wellness travel, potensi anti-aging, potensi jamu, bangunan yang berkonsep eco-green dan berkontribusi terhadap kesehatan, serta pengembangan pariwisata bertanggung jawab berdasarkan lokal wisdom dan komunitas lokal.
Pada hari ketiga 7 Agustus 2022, panel V membahas mengenai “Inclusive Business & Investment” dengan tujuan: Defining Impactful Implementation of the Inclusive Wellness Tourism. Wellness tourism di Indonesia sangat potensial untuk dikembangkan. Pengembangan ini mendorong pertumbuhan rumah sakit, UMKM, MICE, destinasi wisata yang terintegrasi seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), sehingga menarik para investor dan pengembangan bisnis yang inklusif.
Panel VI membahas tentang “Capacity Development: Re-Skilling & Up-Skilling to Stay Relevant in the Wellness Industry” dengan tujuan: Capacity Building makes a Difference to Wellness Tourism and Industry. Asosiasi sangat berperan dalam mengembangkan wellness tourism untuk menghubungkan pelaku wellness dengan pemerintah. Pengembangan kapasitas dapat dilakukan oleh asosiasi ataupun pelaku usaha sektor wellness serta terwujudnya pariwisata berbasis masyarakat (Community-based Tourism). Adanya investasi pada sektor wellness tourism menjadi sumber daya dalam meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia pendukung.
Konferensi ini menjadi berbeda dengan pelaksanaan wellness moment yang menjadi pembuka setiap sesi panel, dengan tema Energized & Refresh, diantaranya "Laku Lampa: Beksan-Inspired Java Motion", “Singing Bowl”, “Bali Wellness Tradition” dan “Meditation Flow”. Pada setiap sesi akhir panel dilanjutkan dengan kegiatan workshop seperti Complementary Therapy, Jamu Making, 5 Flavor Cornerstones of Indonesia Heritage Food Culture, Usada Nusantara, Modern Twist of Jamu, Modern Twist of Jamu, dan Traditional Spa yang memberikan pengalaman langsung kepada seluruh peserta bagaimana racikan produk dan jasa wellness dapat dipresentasikan.
IWTCF 2022 menjadi momentum bagi Kemenparekraf dalam upaya pemulihan pariwisata setelah pandemi melalui pengembangan wellness tourism. Tindak lanjut IWTCF 2022 dan komitmen Kemenparekraf setelah event adalah tersusunnya Rencana Aksi Nasional (RAN) Wellness Tourism 2022-2026.
DESMA Center percaya bahwa wellness tourism adalah bagian dari implementasi pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan, berkualitas dan inklusif; sesuai arah pembangunan pariwisata Indonesia. DESMA Center tergabung dalam sekretariat bersama IWTCF 2022 bertugas membantu Kemenparekraf dalam pengembangan konsep dan substansi kegiatan, penentuan topik dan pembicara, serta menentukan goals, strategic outcomes dan outputs dari pelaksanaan IWTCF 2022.
DESMA Center yang juga bertugas membantu Kemenparekraf melakukan penyusunan draft RAN Wellness Tourism 2022-2026 akan mensintesiskan poin-poin penting pada setiap sesi konferensi untuk dielaborasikan dalam draft dokumen RAN Wellness Tourism 2022-2026 yang sedang dalam proses penyusunan; sehingga RAN tersebut dapat mewadahi kebutuhan para pelaku terkait serta mampu merespon dinamika pengembangan wellness tourism di Indonesia pasca pandemi.