Seri Pelatihan Pengembangan Konsep Ekowisata Berbasis Masyarakat bagi Pelaku Usaha di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara: Pelatihan Pengenalan Pariwisata dan Ekowisata & Pelatihan Penyusunan Itinerary & Tour Quotation
Dalam konteks proyek “Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Desa dan Pengelolaan Perhutanan Sosial untuk Mengembangkan Ekowisata Berbasis Masyarakat” kerja sama GIZ PROPEAT dengan DESMA Center, dilakukan rangkaian pelatihan pengembangan ekowisata bagi kelompok pemuda, Pokdarwis, pemerintah desa, kelompok pengelola HKm di Desa Atap dan Desa Setabu, Desa Binusan dan Kawasan Ekowisata Manggrove Belagaone di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Pelatihan Pengenalan Pariwisata dan Ekowisata serta Pelatihan Penyusunan Itinerary & Tour Quotation menjadi training pembuka dalam rangkaian seri pelatihan selama 4 hari ini. Pelatihan dilaksanakan pada 15 dan 17 November 2021 di Hotel Neo Fortuna, Nunukan, Kalimantan Utara pukul 08:00 hingga pukul 18:00 WITA. Pelatihan diberikan oleh pemateri team DESMA Center yaitu Wiwik Mahdayani, serta co-trainer DESMA Center yaitu Dwi Setijo Widodo dan Dicky Mardyan yang memberikan pengantar dasar pengetahuan pariwisata dan ekowisata serta praktik-praktik baik yang dilakukan di destinasi lain.
Pelatihan dibuka oleh Kepala UPTD KPH Nunukan Bapak Roy Leonard Agus, S.Hut dan diawali dengan lagu Indonesia Raya dan doa Bersama. Peserta dibagi dalam beberapa kelompok, lalu diberikan penjelasan mekanisme pelatihan dan tugas yang akan dipresentasikan pada hari ke-4 pelatihan. Pelatihan dibagi dalam beberapa sesi yaitu pengenalan pariwisata dan ekowisata, identifikasi potensi desa yang dapat dikemas menjadi paket wisata, penyusunan itinerary paket wisata dan tour quotation.
Kemampuan para peserta untuk memahami dan menerima materi bervariasi. Beberapa peserta dapat menerima dengan cepat, namun Sebagian peserta lainnya membutuhkan waktu lebih panjang. Meskipun demikian, peserta yang telah memiliki pengalaman operasionalisasi pariwisata namun bukan by training dengan pendidikan dan pengetahuan pariwisata yang terstruktur. Oleh karena itu pengetahuan dan pemahaman pariwisata yang dimiliki berdasarkan pengalaman dan kesimpulan atas pengalaman mereka sendiri. Secara umum, hasil yang diberikan oleh peserta cukup baik walaupun butuh lebih banyak latihan dan implementasi secara langsung.
_____________
Proyek “Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Desa dan Pengelolaan Perhutanan Sosial untuk Mengembangkan Ekowisata Berbasis Masyarakat” diimplementasi oleh DESMA Center, merupakan Proyek Pengelolaan dan Rehabilitasi Lahan Gambut—GIZ PROPEAT, yang dilaksanakan dalam konteks kerja sama pemerintah Indonesia-Jerman dalam mengurangi emisi dari sektor kehutanan serta meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan.
Program GIZ PROPEAT salah satunya adalah penguatan kapasitas pemerintah desa dan pengelola hutan desa dalam upaya mendukung pengelolaan gambut dan mangrove yang berkelanjutan. Sebagai bentuk konservasi pemanfaatan dan perlindungan lingkungan melalui pengelolaan ekowisata yang berkelanjutan.
Dalam kerangka tersebut, GIZ PROPEAT bersama DESMA Center melakukan serangkaian kegiatan yang mencakup (1) Menyusun studi kelayakan ekowisata berbasis masyarakat di Desa Atap dan Setabu Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara; (2) mengembangkan Master Plan Ekowisata desa untuk Desa Atap dan Desa Setabu, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (3) Memfasilitasi dan menerapkan konsep dan praktik terpadu pengembangan Ekowisata Desa Berkelanjutan bersama Pokdarwis dan Perangkat Desa di Desa Atap dan Setabu, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara; dengan kegiatan peningkatan kapasitas (capacity building) melalui serangkaian pelatihan dan coaching, penguatan kelembagaan dan pendampingan penyusunan peraturan desa mengenai ekowisata.