DESMA Center Mengadakan Seri Webinar Pariwisata Berkelanjutan: High Tourism Low Emission Peran Pelaku Pariwisata dalam Mewujudkan Bali Rendah Emisi
Pariwisata merupakan salah satu sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19. Dengan adanya kebijakan pembatasan sosial yang dilakukan banyak negara, aktivitas transportasi dan akomodasi pada masa pandemi mengalami penurunan drastis. Namun di sisi lain bermuara pada pemulihan lingkungan dengan menurunnya kadar polusi akibat emisi karbon. Salah satu destinasi wisata populer, Bali, berpotensi untuk turut berkontribusi mempertahankan penurunan tingkat emisi karbon tersebut. Emisi CO2 yang tinggi di destinasi pariwisata Bali mayoritas berasal dari kendaraan bermotor hingga limbah makanan. Tentunya diperlukan upaya dari para pelaku wisata dan pemangku kepentingan di Bali untuk mewujudkan hal ini.
Untuk mendiskusikan langkah kongkrit apa yang harus dilakukan, DESMA Center mengadakan diskusi daring melalui rangkaian webinar dengan tema pariwisata berkelanjutan. Webinar seri pertama bertajuk “High Tourism Low Emission-Peran Pelaku Pariwisata dalam Mewujudkan Bali Rendah Emisi” diselenggarakan pada Jumat, 7 Agustus 2020 melalui Zoom. Dari 553 pendaftar, sebanyak 385 peserta mengikuti webinar ini.
Webinar ini bertujuan sebagai sarana pembelajaran, pertukaran informasi dan meningkatkan penyadartahuan para stakeholder pariwisata serta masyarakat umum terkait peran para pihak, strategi, dan upaya dalam mempertahankan kondisi Bali rendah emisi sebagai salah satu dampak yang ditimbulkan oleh pandemi.
Acara webinar High Tourism Low Emission 2020 ini dibuka oleh keynote speaker Direktur Tata Kelola Destinasi dan Pariwisata Berkelanjutan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Bapak Drs. Indra Ni Tua, M.Sc. Narasumber pada kesempatan itu terdiri dari para pembicara terkemuka, antara lain:
(1) Bapak Drs. Dasrul Chaniago, M.M, M.E., M.H., Direktur Pengendalian Pencemaran Udara, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memaparkan tentang kualitas udara, peraturan, dan pengendalian pencemaran udara;
(2) Prof. Dr. Ir. Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, M.Si, Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Bali (PHRI)/Wakil Gubernur Bali menjelaskan filosofi Tri Hita Karana mengajarkan masyarakat Bali agar tetap melestarikan lingkungan dan praktek dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan;
(3) I Nyoman Sudiarta, SE, Ketua Persatuan Angkutan Wisata Bali (PAWIBA) menyajikan peran PAWIBA dalam mengurangi emisi CO2 di bali; serta
(4) Wiwik Mahdayani, Founder & Direktur DESMA Center, yang mengakhiri sesi presentasi narasumber dengan membahas penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan pada usaha wisata, di mana pelestarian terhadap lingkungan dan perubahan iklim memang sudah menjadi perhatian banyak pihak terutama generasi milenial. Tidak sedikit pelaku perhotelan Bali yang sudah menerapkan pariwisata berkelanjutan yang ramah lingkungan. Walau begitu, informasi baik itu belum disebarkan secara luas kepada para konsumen. Padahal dapat menjadi point plus.
Perwujudan Bali rendah emisi ini tentunya membutuhkan komitmen dari para stakeholder pariwisata, masyarakat, dan pemerintah. Maka dari itu, setelah diadakan webinar pariwisata berkelanjutan dalam mewujudkan Bali rendah emisi, diharapkan para pelaku pariwisata maupun masyarakat umum semakin terdorong mempertahankan kondisi udara Bali yang bebas polusi seperti saat ini. Dalam konteks tersebut, dapat dimulai dengan penggunaan bahan bakar ramah lingkungan yang berkontribusi terhadap penurunan emisi dan tentunya bermuara kepada perwujudan pariwisata yang berkelanjutan.