DESMA Center Hadir sebagai Pemakalah pada Sustainable Hospitality Conference - How to Reduce Visitor Numbers but Retain Profitability

Most Valued Business (MVB) Indonesia--sebuah organisasi internasional yang memberdayakan konsumen yang peduli dengan bisnis-bisnis yang memiliki pendekatan keberlanjutan, etika bisnis, praktik-praktik baik pada model bisnis; mengadakan Sustainable Hospitality Conference yang mempertemukan pelaku bisnis dari sektor hospitality untuk membahas langkah-langkah dan strategi dalam menciptakan bisnis yang lebih berkelanjutan.

Konferensi ini diadakan pada 11 Maret 2020 di Auditorium Institut Français Indonesia di Jakarta. Konferensi ini dibagi menjadi 3 sesi. Sesi 1: Quantity VS Quality: How to Reduce the Visitors Numbers but Retain Profitability;Sesi ini diisi oleh Wiwik Mahdayani selaku Founder & Direktur DESMA Center serta Madame Susan Santos de Cardenas, President & CEO of Society for Sustainable Tourism and Development Inc (SSTDI), Green Destination Southeast Asia Representative and Partner, dan Spouse of the Ambassador of the Republic of Peru untuk Indonesia.   

Sesi 2: Changing the Paradigm of the Hospitality Industry: The Restaurant and Cafe Industry has to Work Closer with Recyling Industry and its Supplies to Create Seamless Sustainable Supply Chain; Sesi ini diisi oleh M. Bijaksana Junerosano Founder & CEO Waste4Change; Anthony Cottan, President Director Starbucks dan Bo Holmgreen, Founder & CEO Scholars of Sustenance. 

Serta Sesi 3: Protecting the Future: The Hotel Industry has to  Change its Practices, the Food Industry Needs to Learn about Nature and the Whole Industry has to Change its Source of Materials to Protect the Future. Sesi ini diisi oleh Kevin Girard, General Manager Hilton Bandung Hotel dan David Christian, Founder & CEO Evo&Co.

Wiwik Mahdayani dalam kesempatan tersebut menyuarakan pentingnya mindset dari destinasi pariwisata di Indonesia untuk tidak hanya mengejar kuantitas/jumlah wisatawan yang datang sebagai tolok ukur keberhasilan. Lebih dari itu, sebuah destinasi juga harus mulai mengukur kualitas sebagai tolok ukur keberhasilan. Destinasi yang berkualitas akan menciptakan pengalaman yang lebih bagi wisatawan yang berkunjung, pendapatan yang stabil dan terus meningkat, dan dampak positif pada lingkungan alam dan masyarakat sekitar.

Kapasitas destinasi wisata menampung pengunjung yang datang harus lebih diperhatikan, seperti seberapa banyak suatu destinasi dapat menampung jumlah pengunjung dalam satu waktu, mengatur flow/pergerakan pengunjung, seberapa besar dampak kunjungan pada lingkungan sekitar yang dapat ditoleransi, dan seberapa maksimal pengalaman yang akan diterima masing-masing pengunjung ketika berwisata. Wiwik Mahdayani dari DESMA Center menekankan bahwa overtourism adalah hasil dari perencanaan dan pengelolaan destinasi yang kurang baik. Pada presentasi juga dipaparkan tools yang dapat digunakan destinasi wisata untuk mengukur dan menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan pada destinasi wisata.