Diseminasi dan Penutupan Proyek Penguatan Ekosistem TVET Pariwisata di Sumba Barat Daya
Diseminasi dan Penutupan Proyek Penguatan Ekosistem TVET Pariwisata di Sumba Barat Daya dilaksanakan pada 30 Juli 2022 di Tambolaka, Sumba Barat Daya. Diseminasi proyek dihadiri secara langsung oleh Bapak dr. Kornelius Kodi Mete, Bupati Sumba Barat Daya; Ibu Trifonia Y. Patti, Kepala Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam, mewakili Kepala Bapelitbangda Kabupaten Sumba Barat Daya; Bapak Ir. Nyoman Agus S., M.T., Kepala Dinas Pariwisata Kab. Sumba Barat Daya; Bapak Yulius Djawamara, S.Pd., Korwas SMA/SMK/SLB Kab. SBD Dinas P&K Prov. NTT. Hadir secara daring Bapak Ayub Sanam, S.Pd., Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas P&K Prov. NTT.
Turut hadir Bapak Drs. Mixon Abineno – Kepala SMKN 1 Kota Kupang; Bapak Drs. I Made Sudir, (Wakil Kepala Bidang Kesiswaan) mewakili Kepala SMKN 3 Denpasar; Bapak I Wayan Gede Wahyudi, S.Tr.Par. – Melali MICE, Bali; Ibu Lucia Niken Susantari, Training Manager Bali Dynasty Resort; Bapak Evert Da Lopez Baksuni, Operation Manager New Sasando International Hotel, Kupang; Kepala Sekolah dan guru-guru dari 2 (dua) SMK dampingan DESMA Center (SMKN 2 Kota Tambolaka & SMK Pancasila Tambolaka), 5 (lima) SMK non dampingan (SMK Bakti Luhur Tambolaka, SMK Kasimo Tambolaka, SMK Efata Ombarade, SMKN 1 Waikabubak dan SMKN 2 Lamboya) serta Ibu Mariska Estelita, perwakilan William & Lily Foundation.
Kegiatan diawali dengan pembukaan, kemudian dilanjutkan pemaparan pelaksanaan kegiatan Proyek Penguatan Ekosistem TVET Pariwisata di Sumba Barat Daya yang disampaikan oleh Co-Founder & Deputy Director DESMA Center, Bapak Dicky Mardyan.
Dalam paparan tersebut, disampaikan beberapa capaian ketiga pilar yang dilaksanakan selama program berlangsung yaitu 23 RKB/MoU SMK pariwisata penerima manfaat dengan industri pariwisata terkait di Sumba, Kupang dan Bali (termasuk didalamnya MoU SMK dengan Desa Wisata dalam program SMK Membangun Desa yang dicanangkan oleh Kemendikbudristek), 8 pertemuan forum pemangku kepentingan, Membangun jejaring dengan 303 pelaku industri pariwisata, 5 guru produktif dari SMK dampingan DESMA Center untuk memperoleh Sertifikat Asesor Kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), 16 pelatihan bagi manajemen sekolah melalui program Sister Schools dengan sekolah model yaitu SMKN 3 Denpasar dan SMKN 1 Kupang yang diinisiasi DESMA Center, 23 program Training of Trainers (ToT) kepada 52 guru produktif dan manajemen sekolah dari dua sekolah penerima manfaat dan SMK pariwisata lainnya. Kegiatan ini telah memberikan dampak pada 1.488 siswa.
Selain itu, proyek ini juga memfasilitasi 6 guru produktif melakukan magang di Industri pariwisata selama satu bulan di Bali, memfasilitasi digital platform alumni tracing, memfasilitasi 4 tema buku panduan magang siswa, memberikan fasilitas pendukung kegiatan belajar mengajar (seperti buku pelajaran dan pengetahuan populer untuk perpustakaan dan perlengkapan di perpustakaan, serta alat peraga berisi pengetahuan pariwisata untuk siswa dan guru), memfasilitasi materi promosi sekolah (poster dan banner) dan memfasilitasi kegiatan jobfair untuk SMK Pariwisata, yang merupakan pertama kalinya diadakan di Sumba Barat Daya.
Sesi dilanjutkan dengan kesan, pesan dan diskusi bersama SMK Dampingan, SMK Non Dampingan, SMK Model, Industri Pariwisata terkait dan pemerintah.
“Program yang dilaksanakan oleh DESMA Center didukung oleh William & Lily Foundation dan Adaro Foundation ini menjawab kekhawatiran kami terkait kapasitas kesediaan SDM di Sumba Barat Daya, semula sekolah kurang berkomunikasi dengan dinas kemudian kini sudah terjalim komunikasi dan kolaborasi yang baik,” Ucap Bapak Ir. Nyoman Agus S., M.T. – Kepala Dinas Pariwisata Kab. Sumba Barat Daya
“Kini kami (Sumba Barat Daya) sudah memiliki Assesor Pariwisata untuk SMK Pariwisata dan harapan kami untuk program ini dapat dilanjutkan kembali,” Bapak Yulius Djawamara, S.Pd. – Korwas SMA/SMK/SLB Kab. SBD Dinas P&K Prov. NTT dalam penyampaian kesan.
“Kami memiliki 7 Jurusan di Sekolah dan workshop yang diberikan sangat berguna untuk jurusan di sekolah kami dan tidak hanya untuk bidang pariwisatanya,” kesan salah satu guru SMK Pancasila Tambolaka.
“Walaupun kami bukan SMK dampingan, tetapi kami turut merasakan dampak positif terhadap peningkatan kapasitas tenaga pengajar dan bertambah jejaring mitra dengan Industri pariwisata maupun sekolah pariwisata,” Ibu Siska SMK Bakti Luhur Sumba Barat Daya menyampaikan kesannya. SMK Bakti Luhur adalah SMK non dampingan yang turut hadir dalam berbagai training yang dilaksanakan oleh DESMA Center dalam proyek ini.
“Tidak ada kata terlambat untuk kita bersama membangkitkan pariwisata yang berdaya saing. Harapan saya pariwisata Sumba dapat berkembang seperti Bali,” ucap Bapak Drs. I Made Sudira, perwakilan SMKN 3 Denpasar Bali.
Acara ditutup dengan pemberian cindera mata berupa plakat dan kain kepada SMK Dampingan, SMK Model, Industri pariwisata terkait dan pemerintah yang terlibat dalam Proyek Penguatan Ekosistem TVET Pariwisata di Sumba Barat Daya.
_____________
Program “DESMA Pandai - Penguatan Ekosistem TVET Pariwisata di Sumba Barat Daya” diimplementasi oleh DESMA Center, merupakan proyek kerja sama yang didanai William & Lily Foundation bersama Adaro Foundation. Program berlangsung selama 2 (dua) tahun mulai 1 Agustus 2020 hingga 30 Juli 2022. Penerima manfaat langsung (Direct beneficiary) adalah SMKS Pancasila Tambolaka dan SMKN 2 Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya. Kegiatan proyek mencakup:
(1) Penguatan advokasi kepada pemerintah provinsi dan kabupaten; (2) Peningkatan kapasitas SMK pariwisata untuk persiapan memenuhi persyaratan menuju LSP P1; serta (3) Penguatan keterkaitan dan jejaring SMK pariwisata dengan industri pariwisata terkait.
Proyek ini bermitra dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur, Korwas SMA/SMK/PLB Kabupaten Sumba Barat Daya, Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya, Dinas Pariwisata Kabupaten Sumba Barat Daya, serta 2 (dua) SMK model yaitu SMKN 1 Kupang dan SMKN 3 Denpasar yang terlibat program sister school dengan SMKS Pancasila dan SMKN 2 Tambolaka. Proyek ini juga mendapat dukungan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.