Seri Pelatihan Pengembangan Konsep Ekowisata Berbasis Masyarakat bagi Pelaku Usaha di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara: Coaching & Mentoring

Dalam konteks proyek “Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Desa dan Pengelolaan Perhutanan Sosial untuk Mengembangkan Ekowisata Berbasis Masyarakat” kerja sama GIZ PROPEAT dengan DESMA Center, dilakukan rangkaian pelatihan pengembangan ekowisata bagi kelompok pemuda, Pokdarwis, pemerintah desa, kelompok pengelola HKm di Desa Atap dan Desa Setabu, Desa Binusan dan Kawasan Ekowisata Manggrove Belagaone di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

 

Coaching dan mentoring online rangkaian pelatihan pengembangan ekowisata desa yang terdiri dari Sesi Penguatan Kelembagaan Pokdarwis Desa Wisata dan Virtual Tour, Sesi Literasi Keuangan, Sesi Penguatan Ekowisata dan Prinsip-Prinsip keberlanjutan Lingkungan dan Budaya dalam Pengembangan Ekowisata Desa, Sesi Penguatan Business Model Canvas - Spesifik Produk dan Jasa Wisata dan Sesi Penguatan Kelembagaan Pengelola Pariwisata di Desa, dilaksanakan secara hybrid pada 8 dan 9 Desember 2021 pukul 08:00 hingga 18:00.

 

Online coaching dan mentoring dibuka dengan serangkaian sambutan dari Direktur DESMA Center, perwakilan koordinator GIZ PROPEAT Bapak Aminuddin, Kepala UPTD KPH Nunukan yang diwakili oleh Ibu Wahyuni Sulityawati, S.Hut, M.AP. Kemudian Ibu Dra. Raden Widayanti Bandia, M.Si; Koordinator Pengembangan Destinasi II Area II, Direktorat Pengembangan Destinasi II, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memberikan sambutan sekaligus membuka pelatihan. Dalam sambutannya beliau menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada GIZ PROPEAT yang telah memberikan fasilitasi dan pendampingan untuk pengembangan pariwisata wilayah Kalimantan yang berkontribusi pada pembangunan pariwisata nasional; utamanya pembangunan desa wisata yang saat ini menjadi fokus dan prioritas pembangunan pariwisata nasional. Beliau juga menutup kegiatan online coaching dan mentoring pada hari kedua.  

 

 

Pemateri dari team DESMA Center adalah Wiwik Mahdayani, Dwi Setijo Widodo, Made Wiranatha, serta Pahrul Azim (Direktur Desa Wisata Hijau Bilebante, Lombok) dengan co-trainer Dicky Mardyan dan Firra Kholisha Mustika.

 

Coaching dan mentoring online seri pelatihan ini adalah kelanjutan dari rangkaian kegiatan penguatan kelembagaan, FGD, pertemuan informal serta rangkaian pelatihan yang telah dilaksanakan di Kabupaten Nunukan dalam kurun waktu September, Oktober dan November 2021. Dalam sesi coaching dan mentoring yang dirancang interaktif ini para peserta lebih banyak mengajukan pertanyaan; para trainer juga lebih banyak memancing peserta untuk berpartisipasi dalam brainstorming untuk memastikan pemahaman peserta terhadap materi pelatihan yang sudah diberikan sebelumnya. 

 

Salah satu tantangan yang muncul adalah para peserta masih belum memahami secara komprehensif pengembangan pariwisata dan ekowisata terutama dalam mempertimbangkan prinsip-prinsip keberlanjutan di desanya. Temuan menarik saat brainstorming masyarakat desa yang menganggap tingkat kunjungan adalah salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan pariwisata di desanya dengan menyebutkan indikator jumlah kunjungan yang sangat fantastis.

 

Peserta kemudian diajak berpikir bagaimana tolok ukur tersebut dikaitkan dengan daya dukung kawasan, pelestarian alam, serta kapasitas kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat desa. Kesimpulan akhir disimpulkan bersama-sama bahwa tolok ukur keberhasilan tidak melulu dengan angka kunjungan apabila kualitas hidup masyarakat setempat menurun, wisatawan tidak nyaman, alam dan budaya rusak yang membutuhkan biaya lebih besar dalam pemeliharaannya.

 

 

_____________

Proyek “Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Desa dan Pengelolaan Perhutanan Sosial untuk Mengembangkan Ekowisata Berbasis Masyarakat” diimplementasi oleh DESMA Center, merupakan Proyek Pengelolaan dan Rehabilitasi Lahan Gambut—GIZ PROPEAT, yang dilaksanakan dalam konteks kerja sama pemerintah Indonesia-Jerman dalam mengurangi emisi dari sektor kehutanan serta meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan.

Program GIZ PROPEAT salah satunya adalah penguatan kapasitas pemerintah desa dan pengelola hutan desa dalam upaya mendukung pengelolaan gambut dan mangrove yang berkelanjutan. Sebagai bentuk konservasi pemanfaatan dan perlindungan lingkungan melalui pengelolaan ekowisata yang berkelanjutan.

Dalam kerangka tersebut, GIZ PROPEAT bersama DESMA Center melakukan serangkaian kegiatan yang mencakup (1) Menyusun studi kelayakan ekowisata berbasis masyarakat di Desa Atap dan Setabu Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara; (2) mengembangkan Master Plan Ekowisata desa untuk Desa Atap dan Desa Setabu, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (3) Memfasilitasi dan menerapkan konsep dan praktik terpadu pengembangan Ekowisata Desa Berkelanjutan bersama Pokdarwis dan Perangkat Desa di Desa Atap dan Setabu, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara; dengan kegiatan peningkatan kapasitas (capacity building) melalui serangkaian pelatihan dan coaching, penguatan kelembagaan dan pendampingan penyusunan peraturan desa mengenai ekowisata. 

Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara telah menetapkan tujuan iklim dan perlindungan sumber daya alam melalui rencana revitalisasi Delta Kayan Sembakung sebagai tindak lanjut inisiatif nasional untuk restorasi dan pengelolaan lahan gambut. Salah satu misi rencana strategis Delta Kayan Sembakung adalah mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis perdesaan inklusif yang memiliki keunggulan sistem produksi perikanan, pertanian, perkebunan, kehutanan, dan pariwisata melalui pengembangan usaha dan produk jasa lingkungan yang berkelanjutan (termasuk air, hasil hutan bukan kayu dan pariwisata). GIZ PROPEAT memiliki program penguatan kapasitas pemerintah desa dan pengelola hutan desa dalam upaya mendukung pengelolaan perhutanan sosial serta pengelolaan gambut dan mangrove yang berkelanjutan, salah satunya melalui penyusunan Studi Kelayakan dan Master Plan pengembangan ekowisata di Desa Atap, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.