Enhancing co-benefits of conservation/protected area management through an inclusive wildlife-based ecotourism strategy (ECOTOURISM)

Penulis dan visual: Communication Unit 

 

Project Preparation Grant (PPG) merupakan mekanisme pendanaan yang digunakan United Nations Development Programme (UNDP) untuk menyusun dan mempersiapkan proyek-proyek pembangunan berkelanjutan yang komprehensif, didanai oleh Global Environment Facility (GEF). PPG berfokus pada proyek-proyek lingkungan, ketahanan pangan, perubahan iklim, dan pembangunan yang inklusif. GEF adalah lembaga pendanaan internasional yang membiayai proyek-proyek lingkungan global. Salah satunya adalah proyek “Enhancing co-benefits of conservation/protected area management through an inclusive wildlife-based ecotourism strategy (ECOTOURISM)” yang didanai dengan mekanisme Global Biodiversity Framework Fund (GBFF).  

 

Proyek ini bekerja sama dengan pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Kehutanan, Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), khususnya Direktorat Pemanfaatan Jasa Lingkungan, untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi dan menjawab tantangan-tantangan pengembangan melalui ekowisata berbasis satwa (Wildlife-Based Ecotourism). Proyek ini akan berlangsung selama 5 (lima) tahun di 5 (lima) lokasi yaitu Taman Nasional Way Kambas, Taman Nasional Tanjung Puting, Taman Nasional Wakatobi, Taman Nasional Baluran dan Taman Nasional Alas Purwo. 

 

Kawasan hutan konservasi seluas kurang lebih 27 juta hektar di Indonesia dengan kekayaan dan keindahan alam, menjadi sumber daya dalam mengembangkan Wildlife-Based Ecotourism. Ini merupakan bentuk ekowisata yang berfokus pada pengalaman wisata berbasis perlindungan satwa di habitat aslinya. Sumber daya ekowisata terdapat di berbagai taman nasional, yang menjadi rumah bagi berbagai spesies kunci, endemik dan langka.

 

Dalam menyusun dan mempersiapkan proyek ini, PPG team yang terdiri dari tim internasional dan nasional bekerja sama untuk UNDP dan pemerintah Indonesia, melakukan serangkaian visitasi ke lokus proyek termasuk Taman Nasional Way Kambas pada 13-15 Januari 2025 dan Taman Nasional Tanjung Puting pada 20-22 Januari 2025.

 

Dalam penyusunan dan persiapan proyek tersebut, dilakukan serangkaian Focus Group Discussion (FGD) berupa inception workshop yang diadakan di Jakarta, 16 Januari 2025 dengan dihadiri oleh K/L terkait, akademisi, NGO, UNDP dan tim konsultan. Termasuk rangkaian FGD yang diadakan di Jakarta dan Bogor pada 6-7 Maret 2025, serta 14-18 Maret 2025. FGD dengan tujuan pre-validation workshop juga dilaksanakan dengan melibatkan berbagai direktorat di lingkungan KSDAE dan UPT terkait di Jakarta, 19 Maret 2025. Serangkaian FGD dan internal meeting juga dilakukan sebagai persiapan pelaksanaan validation workshop yang akan dilaksanakan pada 16-17 April 2025 mendatang di Jakarta, dengan dihadiri K/L terkait, akademisi, NGO, UNDP dan tim konsultan.

 

Ekowisata merupakan salah satu penerapan prinsip pariwisata berkelanjutan; menjadi salah satu solusi yang relevan terhadap pemanfaatan berlebihan pada sumber daya alam, meningkatnya jejak karbon, serta penurunan kualitas ekosistem di kawasan konservasi akibat tingginya jumlah wisatawan yang melebihi kapasitas daya dukung lingkungan.

 

Ekowisata menyeimbangkan kepentingan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat lokal. Dengan pendekatan dimana wisatawan, pelaku usaha, Masyarakat dan pemerintah bekerja sama untuk memastikan praktik pengembangan pariwisata dan perjalanan yang lebih ramah lingkungan.

 

Pengembangan Wildlife-Based Ecotourism tidak hanya memberikan pengalaman wisata yang edukatif bagi pengunjung, tetapi juga menjadi sumber pendanaan untuk pelestarian. Dengan memastikan sebagian pendapatan dari ekowisata digunakan untuk pelestarian ekosistem, pemantauan satwa liar, dan pemberdayaan masyarakat lokal; konsep ini menjadi solusi bagi keberlangsungan pelestarian serta perekonomian masyarakat sekitar serta pendapatan negara.

 

DESMA Center mendukung strategi pengembangan ekowisata utamanya wildlife-based ecotourism yang berkelanjutan melalui penyusunan kebijakan, pelatihan dan peningkatan kapasitas SDM, serta riset berbasis data untuk memastikan bahwa ekowisata di Indonesia dapat berkembang secara berkelanjutan, inklusif, dan berdampak positif bagi lingkungan serta masyarakat lokal. Wiwik Mahdayani dari DESMA Center, tergabung sebagai salah satu team PPG untuk UNDP dalam membantu pemerintah Indonesia mempersiapkan dan penyusunan project “Enhancing co-benefits of conservation/protected area management through an inclusive wildlife-based ecotourism strategy (ECOTOURISM)” ini.