Workshop Kurikulum Merdeka Berbasis Industri Untuk SMK Pariwisata di Sumba

Workshop Kurikulum Merdeka berbasis industri untuk SMK Pariwisata di Sumba diadakan pada Selasa, 10 Januari 2023, di Aula SMK Pancasila Tambolaka. Narasumber DUDI (Dunia Usaha Dunia Industri) pada kegiatan ini adalah Bapak Hugo Dalupe; Direktur Bilbo Tour and Travel Tambolaka, Ibu Vindy Susanti; Manager Hotel Sinar Tambolaka, dan Ibu Adisti Caroline Lubalu; Pemilik dan pengelola Sirkey Café and Resto. Diskusi terkait pengalaman para pelaku DUDI yang dibagikan dalam kegiatan ini bertujuan untuk merumuskan rekomendasi kebutuhan dunia industri agar dapat diterapkan dalam Kurikulum Merdeka SMK Pariwisata di Sumba Barat dan Sumba Barat daya.

 

Workshop ini dihadiri oleh Ibu Pupu Purwaningsih; Koordinator MISEREOR untuk Indonesia; para Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, Ketua Jurusan, dan guru-guru produktif dari 7 (tujuh) SMK Pariwisata di Kabupaten Sumba Barat dan Sumba Barat Daya (SMKN 1 Waikabubak, SMK Efata Omba Rade, SMK Pancasila Tambolaka, SMK Bakti Luhur, SMKN 2 Kota Tambolaka, SMKN 2 Lamboya, dan SMK Kasimo).

 

Dari 7 (tujuh) SMK Pariwisata yang hadir tersebut, 5 (lima) SMK adalah penerima manfaat langsung yaitu SMKN 1 Waikabubak (Kabupaten Sumba Barat) serta SMK Efata Omba Rade, SMK Bakti Luhur, SMK Pancasila Tambolaka, dan SMKN 2 Kota Tambolaka yang berada di Kabupaten Sumba Barat Daya.

 

Workshop ini diisi diskusi dan sharing pengalaman antar para pelaku usaha dengan pihak sekolah. Bapak Hugo sebagai perwakilan pelaku usaha biro perjalanan dan profesi pemandu wisatawan, menekankan soft skill yang unggul dalam bidang komunikasi, marketing, dan sales. Oleh karena itu, diharapkan ketiga skill ini dapat diadopsi kedalam masing-masing kurikulum sekolah. Hal ini bertujuan menjawab kebutuhan dunia usaha jasa pariwisata di Sumba.

 

 

Ibu Vindy sebagai perwakilan dunia usaha perhotelan, menggarisbawahi aspek-aspek dasar; yaitu attitude (sikap), grooming (cara berpenampilan), self-confidence (kepercayaan diri), hospitality (keramahan), dan kemampuan berbahasa asing. Kelima hal tersebut merupakan soft skill yang dibutuhkan dalam dunia industri dan tidak diajarkan dalam materi kelas. Oleh karena itu, pihak sekolah dapat mengadopsinya dalam bentuk aturan.

 

Ibu Adisti sebagai perwakilan usaha food and beverage, menekankan loyalitas, mental dan budaya kerja yang baik, disiplin, tanggung jawab terhadap diri sendiri dan rekan kerja, belajar mengatasi masalah dan mencari solusi.

 

Topik-topik lain yang dibahas pihak sekolah bersama pihak DUDI adalah minimnya inisiatif siswa untuk mencari tahu dan belajar hal-hal baru, perpanjangan durasi magang siswa 6 - 12 bulan serta magang guru produktif pada DUDI baik bidang Usaha Perjalanan Wisata (UPW), bidang Perhotelan, maupun bidang Tata Boga (Food and Beverage).

 

Rekomendasi para pelaku DUDI untuk pihak sekolah diantaranya sikap (Attitude), cara berpenampilan (Grooming), communication, marketing, and sales skill, percaya diri, ramah-tamah (Hospitality), kemauan untuk belajar hal baru, mental dan budaya kerja, mengatasi masalah dan mencari solusi, disiplin, tanggung jawab terhadap diri sendiri dan rekan kerja, loyalitas, inisiatif dalam menimba ilmu, kemampuan bahasa asing, periode magang siswa (6 bulan-12 bulan), dan magang guru di industri.

 

 

Workshop Kurikulum Merdeka Berbasis Industri Untuk SMK Pariwisata di Sumba 2023 menjadi bagian dari Proyek TVET for Sustainable Tourism Development in Sumba yang diimplementasi oleh DESMA Center.

____________

 

Program TVET for Sustainable Tourism Development in Sumba didukung oleh MISEREOR/KZE; diimplementasi oleh DESMA Center. Penguatan Kapasitas SDM Pariwisata ini bertujuan mewujudkan “Program pendidikan sekolah kejuruan pariwisata di Sumba agar memenuhi kebutuhan dan persyaratan industri pariwisata, sehingga menawarkan kesempatan kerja yang lebih baik bagi kaum muda serta mendukung pariwisata berkelanjutan di Sumba.” 

 

Program ini meliputi penguatan (1) Kapasitas manajemen sekolah kejuruan pariwisata yang sejalan dengan kurikulum merdeka serta konsep pariwisata berkelanjutan; (2) Kapasitas guru dalam pengetahuan pedagogi, tentang pengajaran dan pariwisata berkelanjutan (3) Kemitraan SMK Pariwisata-Industri Pariwisata; dan (4) Kapasitas kewirausahaan siswa dalam penciptaan bisnis pariwisata berkelanjutan.

 

Penerima manfaat langsung program ini adalah (1) SMK Pancasila – Tambolaka, Sumba Barat Daya; (2) SMK Negeri 2 Kota Tambolaka, Sumba Barat Daya; (3) SMK Bakti Luhur – Tambolaka, Sumba Barat Daya; (4) SMK Efata - Omba Rade, Sumba Barat Daya; dan (5) SMK Negeri 1 Waikabubak, Sumba Barat. Mitra langsung program ini adalah (1) Dinas Pendidikan & Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur; (2) Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya; (3) Pemerintah Kabupaten Sumba Barat; (4) Dinas Pariwisata Kabupaten Sumba Barat Daya; dan (5) Dinas Pariwisata Kabupaten Sumba Barat.